Do'anya pendek dan sederhana. Tapi dia melihatnya seolah-olah do'a itu panjang. Apalagi dia mengerjakan PR nya setengah jam sebelum berangkat sekolah agama.
Dia mengeluh "Banyak banget tulisannya, Om Tomi aja deh yang ngerjain". Aku menolak karena tidak mau mengajarkan malas kepada ponakan. Lagian aku tau kalau itu pendek.
Akhirnya aku memaksa dia mengerjakan sendiri sambil di bimbing. Ternyata tidak lama dia sudah pada kata-kata terakhir. Dia pun kaget "loh kok tinggal dikit lagi ya?"
Ternyata yang menyebabkan ia ingin menyerah adalah karena keinginannya untuk cepat-cepat selesai. Jika ia menikmati tiap prosesnya step by step ia tidak merasa lama.
Dari situ aku seperti melihat diriku sendiri dalam cermin. "Loh ko kaya aku waktu belajar bisnis?"
Waktu itu aku mudah menyerah, merasa cape, lemah, lesu, lunglai, dan sakit kepala ketika belajar bisnis. Bawaannya ingin cepat-cepat selesai, ingin cepat-cepat bisa, dan ingin cepat-cepat menghasilkan.
Padahal ingin cepat-cepat itulah yang membuat kita GAGAL. Seandainya kita tidak peduli seberapa lama waktu yang ditempuh. Nikmati saja step by step prosesnya. Mungkin sekarang kita sudah sampai di puncak.
Itulah pelajaran yang aku ambil dari anak SD yang ingin cepat-cepat selesai mengerjakan PR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar