Senin, 01 April 2024

Visiku Jiwa yang Tenang

Tahun 2021 silam aku berada difase tidak tenang baik dari segi finansial maupun batin.

Banyak sampah emosi terpendam, dan emosi negatif yang terus menerus menimpaku.

Terutama dari pasangan yang selalu menuntut aku sesuai dengan ekspektasinya. Aku muak mengikuti keinginan dia yang tidak sesuai realita.

Hidupku terasa kacau balau, anak pun jadi sasaran istriku yang juga dituntut untuk selalu sesuai dengan ekspektasinya.

Akhirnya aku sadar, bahwa selama ini aku selalu mengambil keputusan secara asal. Tidak punya visi misi dalam hidup. Hingga semua yang menghampiriku adalah segala sesuatu yang random. Tak beraturan.

Dari situ aku mulai memikirkan apa visiku. Aku ingat sebuah ayat dalam alquran yang artinya "Wahai jiwa-jiwa yang tenang kembali pada Tuhanmu dalam keadaan ridha dan diridhainya. Jadilah bagian dari hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam SurgaKu."

Saat itu ingin sekali menjadi bagian dari jiwa-jiwa yang tenang tersebut. Yang selalu menjalani hidup ini dengan tenang apapun masalahnya.

Tapi pertanyaannya, bagaimana caranya agar aku bida menjadi jiwa yang tenang?

Teringatlah kembali kisah Rasulullah Salallahu'alaihi wa Salam. Yang bersabda bahwa beliau mendengar suara langkah kaki salah seorang penghuni Surga.

Saat itu para sahabat langsung penasaran melihat keluar, lalu terlihatlah seorang pemuda biasa sedang berjalan menuju rumahnya.

Sejak saat itu, pemuda tersebut dimata-matai oleh para sahabat. Amal ibadah apa yang ia lakukan sehingga bisa termasuk ahli surga.

Berhari-hari para sahabat tidak menemukan amalan spesial apapun. Ia hanya melakukan ibadah wajib saja, sunnahnya tidak begitu dijalankan.

Maka bertanyalah para sahabat kepadanya?
"Hai pemuda, Rasul berkata Kau adalah ahli surga, tapi kami tak melihat amalan khusus yang kamu lakukan. Sebenarnya amalan apa yang kamu sembunyikan?"

Pemuda itu berkata, "Aku memang tidak beribadah sebanyak kalian beribadah, biasa saja. Hanya saja, setiap sebelum tidur aku memaafkan semua kesalahan orang lain kepadaku. Sehingga saat aku bangun hatiku terasa bersih lagi dari perasaan negatif."

Dari situ barulah para sahabat mewajarkan. Wajar saja dia menjadi ahli surga, setiap hati selalu membersihkan hatinya.

Maka mulai saat itu aku pun berusaha membiasakan kebiasaan tersebut. Kesalahan istriku, kesalahan temanku, kesalahan orang lain semua aku maafkan. Sehingga aku merasa lebih lega.

Tapi ternyata masih ada yang tertinggal. Hatiku masih suka marag, kecewa, sedih, dan jengkel. Ternyata itu kepada diriku sendiri. Aku berusaha memaafkan orang lain, tapi aku lupa memaafkan diriku sendiri.

Akhirnya aku pun memutuskan memaafkan diriku sendiri atas kesalahan-kesalahanku dimasa lalu maupun yang baru-baru. Aku bahkan  berbicara kepada diriku sendiri seperti berbicara kepada anak kecil.

"Ya, gapapa kamu salah, wajar namanya juga manusia. Aku udah maafin kamu. Yuk kita jalan bareng-bareng lagi. Yang penting gak lakuin kesalahan yang sama."

Dan ketika lakuin kesalahan yang sama ngobrol lagi.
"Oke gapapa, mau gimana lagi udah terjadi. Mening kita evaluasi kenapa ini bisa terjadi? Dan gimana mencegah terulang lagi?"

Terus berdialog dengan diri sendiri agar semuanya lebih terkontrol.

Selain itu aku juga mencari tau membuang sampah emosi yang udah lama terpendam.

Bersambung....

Jumat, 27 Januari 2023

Tiba-Tiba Menguap

 Kenapa tiap kali aku mengugkapkan keberhasilanku datang ujian baru.

Kini pencapaian yang aku rasakan kemarin dan hari-harilalu terasa sirna.

Menguap begitu saja?


Dari dulu seperti ini.

Apa artinya aku tidak boleh menceritakan pencapaianku?

Aku tidak boleh curhat, kepada tulisan sekalipun?


Kalau begitu mulai sekarang aku akan diam saja. Apapun yang terjadi.

Kecuali fasenya sudah berlalu. aku tidak akan menceritakan perjalanan yang sedang aku alami sekarang.

Melainkan akau hanya akan menceritakan yang sudah berlalu.

KEBANGKITAN 2022 - 2023

 Saya baru sadar, ternyata saya punya Diary publik tapi juga privacy. Kenapa privacy karena sampai saat ini blog saya tidak ada yang baca. Haha

Tapi juga menyenangkan bagiku. karena kau bebas menulis apapun yang aku mau tanpa ada komentar netizen seperti di sosmed. tapi walaupun suatu saat ini banyak yang baca, tidak masalah. aku tidak akan terganggu, tentang masa laluku.

Oke kita mulai,

Awal 2022 aku pernah memikirkan, apa sih ccita-cita sebenarnya yang aku inginkan?

Karena apapun yang aku cita-citakan sepertinya semu semuanya. Tidak ada yang benar-benar ingin aku capai dengan maksimal.

Saat aku menggali pada diriku sendiri, ternyata aku hanya ingin menjadi jiwa yang tenang. Tenang secara batin maupun secara ekonomi. Beberapa kali aku sampaikan di Youtube tujuanku yang sebenarnya.

Pada Tahun 2022 aku mulai mncari keduanya, tetapi faktanya aku di arahkan oleh Allah untuk lebih banyak mempelajari tentang kedamaian jiwa terlebih dahulu. Aku dengarkan terus video-viceo tentang mental dari Mardigu Wowiek dan dari yang lainnya. Aku pun ikut Training Coach Reza Anggara.

Akhirnya semuanya semakin jelas, apa yang sebenarnya diriku butuhkan dan bagaimana mendapatkannya.

Aku memiliki mental blok tentang jualan, aku memiliki servo mechanism yang buruk, selalu menarik kegagalan. Aku memiliki emosi negatif yang terpendam, dan tak tau cara mengendalikan emosi.

Semua itu terbongkar. aku jadi sering berdialog dengan diriku sendiri, untuk berlatih memecahkan masalah ini.

Semakn aku lakukan prakteknya step by step, aku pun mulai bisa mengendalikan emosi. Membersihkan emosi negatif, mengcounter back mental blok, dan masih banyak lag pencapaian yang aku dapat.

Aku memulai beberapa kebiasaan baru, walau gagal, tapi aku bisa bangkit lagi dengan mudah. di akhir 2022 aku merasa aku lebih tenang, lebih bisa mengendalikan diri, sesuai dengan harapanku selama ini.

Lalu awal 2022 aku merasakan titik terang tentang impianku yang kedua. Tenang secara finasial atau makmur. Aku merasa kini aku sedang di bimbing oleh Allah yang Maha Kuasa untuk mendapatkan kemakmuran, ketenangan finansial. 

Penjualan bisnisku mulai meningkat, ketergantunganku pada hutang mulai berhenti. aku lebih bisa mngatur keuanganku sekarang, dan lancar dalammelakukan promosi. Aku memiliki 1 team penjualan, dan mungkin akan terus bertambah setiap waktunya.

Aku bersyukur, aku rasa memang tidak ada do'a yang isa-sia. semua do'a akan diukabulkan. kaita hanya perlu melakukan step by stepnya dengan seksama.




Rabu, 03 Februari 2021

Awal yang salah Menanam Bibit yang salah

 Keika aku sedang berselancar di media sosial. Aku melihat foto temanku di kolom temañ yang direkomendasikan. Dia sedang memegang anaknya disertai dengan ekspresi senyuman kebahagiaan.

Aku klik fotonya, sampailah di halaman profilnya. Aku lihat dia sudah berganti ganti pekerjaan. Semuanya di Perusahaan yang bonafit, dengan melihat jabatannya yang sekarang sebagai manager project pastilah penghasilannya sudah puluhan juta. Tabungannya juga mungkin ratusan juta atau bahkan milyaran.

Aku penasaran melihat foto fotonya. Ternyata dia menikah satu tahun setelah aku menikah. Istrinya lulusan UNS dan dianya lulusan ITB. Kampus bergengsi semua.

Aku tidak kuliah. Pekerjaanku pun hanya operator design grafis yang tidak benar benar membuat desain. Kebanyakan hanya melayout buku dan memperbaiki parts catalogue. Aku kira aku bukan designer grafis tapi layouter book. Karna pekerjaaan desainku bisa dihitung jari dalam setahun. Aku jadi tidak pro, karena jam terbangku rendah.

Aku melihat foto temanku sedang berfoto di area pembangunan yang sedang di cor. Meski apd nya lengkap tapi bajunya tetap bersih dan rapi. Menandakan dia hanya bertugas memerintah tanpa terjun langsung kepekerjaan pengecorannya itu.

Ya jelas, manager project. Aku jadi ingat perjalanan hidupku sejak lulus SMA. Aku bandingkan dengan perjalanan hidup dia sejak lulus SMA.

Aku dan dia sama-sama sekolah di smp dan sma bergengsi. Tapi ketika lulus dia kuliah dijurusan teknik sipil. Aku juga pengen kuliah di jurusan arsitektur. Tapi beda nasib.

Dia berhasil kuliah dengan di biayai orang tuanya. Sedangkan aku dilarang kuliah karena orang tuaku tak bisa membiayainya.

Akhirnya aku bekerja menjadi guru honorer di SD yang dulu aku duduki. Lalu jadi pelatih drama di sekolah sekolah yang membutuhkan pensi. Kemudian bekerja di cikarang sebagai suplier kimia. Lalu beralih menjadi marketing seminar pindah manjadi staff optimator web di NH media dan kini aku menjadi operator design di TVS.

Gajiku pas pasan. Ilmuku pas pasan. Gelarku tak ada. Dan umurku kini sudah hampir 28. Sepuluh tahun berlalu. Perjalanan hidupku tidak fokus disatu bidang dan tidak menempuh pendidikan yang layak.

Diumpamakan dia menanam bibit yang sama tiap tahun, merawatnya dan memanennya. Sedangkan aku menanam bibit yang berbeda tapi tidak merawatnya dan berubah ubah bibit terus. Sehingga tidak ada bibit yang unggul yang tumbuh menjadi tanaman yang unggul. Semuanya tercampur baur bersama dengan semak belukar, karena tak terurus.

Apa yang aku mulai tak ada yang benar-benar selesai sampai di puncak. Apa yang aku jalani tidak benar-benar aku dalami ilmunya sampai menjadi master. Dan jalur yang aku tempuh adalah jalur serabutan, tak terarah. Akhirnya aku jadi orang yang tertinggal tanpa ilmu yang mumpuni.

Aku menyesal, kenapa tak aku geluti saja satu bidang. Aku dalami ilmunya dan aku capai tahap tahap yang harus aku jalani sampai ke puncak. Pasti aku sudah ada di atas sekarang.

Memang, kesalahan ada di orang tuaku. Dari awal dia tidak bisa membiayaiku kuliah dan bahkan tidak membimbingku harus bagaimana. Orang tuaku hanya ingin aku jadi karyawan di PT bonafit seperti Toyota, Yamaha, Honda, Peruri dsb.

Padahal tinggiku tidak mencapai 165 saat itu. Hanya 163. Dan disana hanya kontrak 2 tahun tak akan jadi kartap. Harusnya dulu ayahku bekerja dengan benar dan mempersiapkan tabungan untuk anak-anaknya kuliah. Sehingga tidak diPHK dan punya cadangan dana. Atau menuruti ibuku untuk membeli sawah sehingga masih punya lahan produktif.

Tapi yang ada justru ibuku yang backup semua. Dia mati-matian pinjam sana pinjam sini untuk biaya sekolahku. Wajar jika dia tidak mau membiayai kuliahku yang pastinya lebih mahal.

Seharusnya aku dibiarkan saja berdagang. Jualan gorengan dan kolek di bulan Ramadhan. Tapi ibuku melarang. Bagi ibuku SMA adalah sekolah yang tinggi. Aku tidak pantas jualan gorengan.

Ah sudahlah. Masa lalu biarlah berlalu. Kata Ippho Santosa juga di dunia ini tidak ada yang ideal. Orang tua kita tidak ideal, lingkungan kita tidak ideal, bahkan diri sendiri juga tidak ideal. Justru kitalah yang harus berusaha mengidealkan diri.


Memang sepuluh tahun yang lalu aku sudah salah dari awalnya. Coba saja aku kuliah menggeluti bidang yang aku mau. Pastinya sekarang aku sudah bisa menyamai teman temanku, berada di puncak. Finansial bukan lagi masalah.


Kini aku punya kuasa sendiri. Tak ketergantungan pada orang tua. Aku hanya punya batasan di istri saja. Dan ekonomiku tidak mendukungku untuk bergerak cepat. Aku harus memanfaatkan apa apa saja yang gratisan dulu baru setelah itu lanjut ke yang berbayar untuk percepatan.

Tak apa-apa perlahan asalkan istiqomah, sampai aku mampu menuju jalan percepatan. Aku harus menanam bibit yang kecil-kecil dulu asalkan fokus pada satu bibit dan fokus untuk merawatnya sampai besar. Sabar dan fokus, hilangkan semua distraksi. Pandangan keadaan sekarqng lalu setting untuk menjadi seperti apa yang kita mau di masa depan.

Sampai jumpa di sepuluh tahun kedepan.

Aku Ingin Dikagumi

 Menelusuri hati, apa sebenarnya yang sejatinya aku ingini.

Dari sekian banyak keinginan yang kupunya. Ternyata benang merahnya hanya satu. Aku ingin dikagumi. Ya hanya ingin dikagumi.

Segala keputus asaan, kemalasan, dan kegalauan yang terjadi ternyata akibat dari kegagalannya diriku untuk dikagumi.


Misalkan aku sudah kerja keras. Aku presentasi, menjadi fotografer, menjadi tour plan guide dqn menjadi panitia dalam kegiatan rutin perusahaan. 

Tapi ujung ujungnya aku malah dimanfaatkan. Aku tidak mendapat apresiasi entah itu berupa dukungan pujian atau pun evaluasi. Aku presentasiasal asalan pun tak ada yang komen. Aku melakukan kesalahan puntak ada yang menegur atau memberi semangat. Aku hanya dijadikan sebagai alat. Yasudah hanyabalat yang tak berperasaan. Jalankan tugasmu dan selesai.


Mereka tidak mengharapkan kenaikan kualitasku dan tidqk mempedulikan kualitas dari acaranya. Mereka hanya mempedulikankewajibannya saja yang penting tugas ku selesai. Bagus atau jelektidak penting yang penting selesai.


Ketika aku berusaha membantu mereka untuk meningkatkan kualitas. Tanggapannya sungguh biasa saja. Ya bagus, coba saja lakukan jika kau bisa. Setelah berhasil yasudah biasa saja. Tak ada pujian, penghargaan, atau pun tanggapan.


Itu membuatku malas. Berarti selama ini aku hanya asal bertugas saja. "Tidak dikagumi". Atau lebih tepatnya "Tidak dipeduikan". Padahal aku sudah bekerjakeras, putar otak  dan berkorban waktu. Tapitak ada apresiasi sama sekali. Yasudah pekerjaan itu aku tinggalkan dan aku sama sepertimereka. Yang penting selesai. Tak mau lagi berinisiatif untuk perusahaan ini.


Aku ada ide. Tapi ideku tidak termasuk TEIAN. Sehingga tidwk dqpat menghasilkan uang.

Aku banyakide tapi hanya yang menguntubgkan untukdiriku eendirisaja. Agar pekerjaanku lebih mudah dan lebih cepat, lalu aku bisa santai. Hal itu sudah aku masukan TEIAN itu pun dipaksa. Karna awalnya aku tidqk mau, biar ini bermanfaat buat diriku saja. Aku tak butuh dicatat atau di uangkan. Bukan penghargaan berupa uang yang aku  utuhkan. Tapi "Dikagumi".


Aku tidak punya instagram. Padahal itu tempat aku berkarya atau memajang foto yanga kau banggakan. Hanya sekedar untuk "Dikagumi". Semakin banyaklove nya semakin aku senang dan bersemangat. Apalagi kalau sampai ada komentar pijian, aku sangat senang sekali meski tak menghailkan uang.


Aky ingin memberikan yabg terbaikuntuk parw penggmar karyaku. Tidak lain hanya untuk lebih dikagumi, dikagumi, dan dikagumi lagi.


Tapikini aku tak boelh punya instagram oleh istriku karena banyak fotoyang membuat istriku cemburu dan marah.aku tak  bisa dikagumi lagi lewat instagram. Agak putus asa dan menjadi semakin malas.


Untuk apa aku berkarya, menjadi fotografer jika tak ada  yang mengagumiku.


Aku mencoba beralih ke facebook yang sudah lama tidak aktif. Tapi aku tak pandai menukis. Aku tak biasa berkarya dengan tulisan. Tulisanku hanya aku gunakan untuk curhat atau mengerjakan tugas saja.

Tapi aku tidak boleh curhat di facebook. Nanti imageku jadi buruk dan juga istriku tidak setuju aku curhat difacebook. Kloplah sudahaku tak akan curhat di facebook.

Lalu aku coba merangkai kata kata motivasi dan menambah satu gambar di postingannya. Jika ada yang like aku senang,  jika tidak ada yang like aku kecewa  dqn menghapus kembali postinganku.


Jika yang like nya dikit kadang aku pertahankan samlai beberapa hari. Jika tetap sedikit kadang aku hapus juga. Tingkat kekagunan di facebook tidak membuatku puas. Akhirnya akau tidak bermain facebooklagi.kecyali untuk share informasi bermanfaat dari akun lain. Atau untuk sekedar jualan di story nya. Tak peduli ada yang like atau tidak.yang pe ting jualan tetep jalan.

Meski bosan aku masih menaruh harapan, kali aja ada yang beli. Kali aja postingan yang aku share bermanfaat. Kalau dulu akh langsung hapus akun, tapi kini agak bersabar.

Tiba tiba aku melihat teman SMA ku dulu. Mereka ada yang sudah jadi dokter, polisi, kontraktor, bahkan pengusaha. Pakaiannya bagus, rapi. Fotonya keren. Sinar wajahnyabterlihat begitu bangga pada dirinya sendiri.

Aku jadi iri, aku kagum kepada mereka tapi kenapa mereka tidakkagum kepadaku. Atau setidaknya aku tidak merasa kalau aku layak dikagumi oleh merka.

Lihatlah pakaianku. Kemana mana hanya menggunakan jaket abu-abu yang lusuh. Pakai sendal karena tak punya sepatu yang bagus. Celana kesempitan karena berut yang semakin besar.

Badan gemuk tapi wajah tidak bercahaya. Tidak nampak sinar kebanggan pada driri sendiri di raut wajahku. Aku benar benar merasa kalah. Aku seperti pecundang.


Dan secara realita penghasilan mereka pun lebih banyak. Pekerjaan merka lebih menyenangjakan bagi mereka sendiri. Yang paling utama kehidupan mereka lebih membanggakan  bagi diri mereka sendiri. Ah aku terus saja meratapi hidupku yang sekarang. Yang kurang rasa kekaguman bahkan dari diriku sendiri. Aku ingin dikagumi. Minimal oleh diriku sendiri.



Aku Gagal Lagi

 Aku terakhir menulos my start adalah pada bulan agustus 2020. 

Kini februari 2021, aku tidak melakukan kemajuan apapun yang ada hanya terus menerus penirunan.


Aku salah start aku salah langkah. 

Aku terjebak riba, terlilit riba. Tidak tegas pada diriku sendiri dan pada istriku.


Kkni riba mulai menggerogoti keberkahan rezekiku. Dan keberkahan rumah tabggaku pun hampir saja di renggut.


Tapi kemudian aku taubat. Aku berjanji kepdada Allah untuk tidak mendekati riba lagi. Untuk lebih tegas pada diriku dan istriku untuk masalah riba ini.


Akh kini hampir miskin. Hutang dimana mana dan penghasilan tidak bertumbuh.


Padahal kebutuhan semakin banyak. Semakin besar anaku kebutuhannya pun semakin mahal.


Aku sudah tidak punya harapan. Satu satunyabharapan hanya pertolongan Allah.


Meski sering aku gagal dalam memohon pertolongan Allah. Hingga kau kecewa pada diriku sendiri yang tidak bisa istiqomah riyadhoh kepada Allah.


Padahal dulu tahun 2015 aku pernah berhasil riyadhoh 40 hari dan terbebas dari masalah keuangan saat itu.

Aku berhasil mendapat pekerjaan dengan gaji yang lumayan. Cukup untuk diriku sendiri.


Tapi kini aku sudah berkeluarga aku butuh lebih banyak lagi. Hanya Allah yang bisa menolongku.


Kini tantangannyanlebih besar. Akubtidak bebas seperti dulu. Aku tidak bisa kemana mana semaunya.

Padahal salah satu lapang rezeki itu ada di silaturahmi. Kini pintubitu tertutup sejak aku punya istri.


Istriku tidak mau aku tinggal tinggal sendirian dirumah kecuali hanya jika kerja saja.


Uh aku bingung jadinya. Gimana caranya menaikan grade rejeki tanpa silaturahmi dan tanpa job sampingan diluar.


Aku harus putar otak. Hingga akhirnya aku mencoba coba jualan british propolis secara online. Tapi belum membuahkan hasil. Ada satu pelanggan itu yang aku cari secara offline. Tapi tidak aku lanjutkan karena istriku tak mau aku kelayaban cari uang begitu.


Maunya akundi rumah terus nemenin dia. Huh bingung jadinya dan putus asa. Tapi aku tetap lanjutkan posting meski sia sia.


Aku juga ikut vtube. Tapi aku sering lupa menyelesaikan misi. Apalagi kalau sudah dirumah. Hp di pinjam istri dan lupa sudah aku pada misi. Karena istriku tak punya hp. Hpnua rusak. Dan aku belum mampu untuk membelikannya yang baru.


Aku mau coba yutub. Tapi masih ada alat2 yang mestindi beli. Terhambat lagi. Atau mungkin screen rekorder game kunsaja ya. Lalu upload. Coba coba keberuntungan sajalah. Setelah ada pemasukan tambahan barjnaku bisa beli alat yang  lain buat upgrade kualitasnya.


Sekarang hanya itu dulu ideku. British propolis, Vtube dan Youtube.

Konsisten posting meski sia sia, konsisten misi meski lama, dan upload yutub seadanya dulu meski tidak tahu berhasil atau tidak.


Meski semuanya sia sia biarlah yang penting aku sudah buktikan kepada Allah aku sudah usaha. Jadi doa ku bukan cuma ngomong doang. Mudah2an aku juga diberi kelebihan harta untuk sedekah agar lancar jaya doanya.


Doain ya para pembaca (kalo ada) sekarabg tinggal riyadhoh ke Allahnya. Sebenernya itu yang paling gampang, tanpa modal apapun. Tapi beratnya na'udzubillah.


Harus berjuang extra meski hati berdarah darah.q

Selasa, 11 Agustus 2020

MY START

Karawang, 12 Agustus 2020

Kali ini saya ingin mulai mendokumentasikan perjalanan perjuanganku melawan rasa malas. Goalsnya aku ingin membuat buku bagaimana cara menang melawan rasa malas dan menjadikan kita sebagai orang yang menakjubkan.

Kini aku masih malas. Shalat Magrib sampai subuh tidak aku kerjakan karena malas. Padahal aku bangun di waktu-waktu tersebut. Tapi rasanya aku lebih ingin memilih mengikuti kemalasanku.

Aku bangun jam 7 lewat 15. Otomatis aku kerja kesiangan dong. Itulah parahnya kemalasanku hari ini.

Kita coba mulai dari sekarang bagaimana caraku menaklukan kemalasan.

Oh ya ingat. Kemalasan akan tetap ada, tapi siapa yang lebih kuat? Aku atau Dia. Cekidot.